Usaha Tenun Handuk Terancam Punah

Liputan6.com, Ponorogo: Selain kesenian Reog, usaha tenun handuk sangat terkenal di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sayang. Kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, sekitar 200 lebih pengusaha tenun handuk yang pernah berjaya hingga ke luar negeri, kini nyaris punah. Ini sebagai dampak banyaknya produk handuk buatan pabrik.

Perubahan ini dirasakan Subagyo, pengusaha tenun tradisional yang
ditemui SCTV di Jalan Batoro Katong, Desa Kertosari, Ahad (18/4). Ia sudah menjalani usaha sejak 1975. Ketika itu Subagyo mempekerjakan ribuan karyawan. Kini, hanya dua orang saja. Pengurangan terjadi seiring pergantian zaman dan banyaknya teknologi modern. "Sekarang cuma pasar lokal yang bisa saya pertahankan seperti pondok, rumah sakit, dan penginapan itu masih saya pertahankan," tutur Subagyo.

Padahal dari segi kualitas, sebenarnya handuk tenun Ponorogo mempunyai keunggulan dibanding buatan pabrik. Selain mampu menyerap air lebih maksimal, bahan dasarnya dari katun asli. Coraknya juga bervariatif. "Kendala yang saya hadapi adalah persaingan dengan pabrik. Yang ke-dua adalah tenaga kerja dimana para pemuda sekarang sulit untuk bekerja di usaha pertenunan ini," jelas Subagyo.

Saat berjaya, handuk buatan tangan warga Ponorogo banyak dibeli dan digunakan di hotel-hotel berbintang. Baik hotel di dalam kota hingga luar daerah. Bahkan sampai ke pasaran Eropa.(AIS)

Popular posts from this blog

Vanessa Minnillo Dambakan Anak Laki-Laki

Indonesian Movie Awards 2010 Penuh Kejutan

Pendidikan seks tak hanya meliputi aspek biologis