Daya Tarik Empat Kawasan Wisata Otorita Labuan Bajo
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores sedang mempersiapkan pengembangan empat kawasan pengembangan wisata di Hutan Bowosie, Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kawasan wisata terpadu dan berkelanjutan ini menempati area seluas 400 hektar atau 1,98% dari total luas Hutan Bowosie yang mencapai 20.193 hektar.
Direktur dan Presiden BPOLBF Shana Fatina mengatakan pengembangan kawasan ini akan dibagi menjadi empat zona yaitu Zona Budaya, Zona Petualangan, Zona Satwa Liar dan Zona Hiburan. Pertama, zona budaya dengan konsep menonjolkan budaya Flores dan NTT dengan menonjolkan keunikan dan keragaman budaya Flores dan NTT sebagai daya tarik wisata.
"Kawasan ini akan memiliki atraksi seperti Hikayat Komodo, budaya, seni pertunjukan, museum, galeri budaya lokal, wisata pertanian dan bukit doa. Kedua, Wilderness Zone, dengan konsep melestarikan eksotisme satwa liar bergandengan tangan dan menjadi daya tarik wisata, sebagai tempat untuk menunjukkan kepada wisatawan Cagar Biosfer Komodo Dragon. Di dalamnya akan ditampilkan atraksi Natural Reserve Gallery, Mini Zoo, Night Safari dan Lumina Forest," kata Shana Fatina dalam keterangan tertulis.
Selanjutnya, Shana menawarkan Zona Hiburan dengan konsep menawarkan petualangan dan berbagai aktivitas outdoor yang unik dan berbeda. Ini akan menampilkan atraksi seperti glamping, hiking dan biking track, zipline coaster, tree top net playground, sky coaster, ATV offroad track, tree top cycling, glass walkway, flying fox dan outbound package.
Terakhir, zona hiburan dengan konsep penciptaan destinasi yang menawarkan berbagai aktivitas hiburan dan perawatan diri serta berisi berbagai atraksi seperti sky restaurant, wedding venue, sunset pavilion, spa and wellness, pavilion forest dan area taman.
"Wilayah Otorita Labuan Bajo akan menjadi representasi landmark Cagar Biosfer Komodo karena tidak hanya menciptakan ruang bagi manusia, tetapi juga ruang bagi hewan, alam, dan ekosistemnya. Oleh karena itu, kami melakukan kajian AMDAL secara mendalam, diharapkan keanekaragaman hayati Labuan Bajo dapat hidup kembali dan berkelanjutan," kata Shana Fatina.
Ditambahkannya, lokasi kawasan pariwisata sangat strategis, berada di atas kota Labuan Bajo dan mudah terlihat dari Bandara Komodo, sangat cocok untuk kegiatan konvensi internasional seperti Asian Summit dan kegiatan MICE lainnya.
Penguatan Masyarakat Sekitar
Keberadaan kawasan wisata Otoritas Labuan Bajo dibantah oleh dua desa dan satu Kelurahan yaitu Desa Gorontalo, Desa Golo Bilas dan Desa Wae Kelambu.
Shana menjelaskan bahwa selama dua tahun terakhir, BPOLBF telah banyak melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di daerah yang menjawab kebutuhan dan keinginan masyarakat sekitar, seperti kelompok pemuda desa Golo Bilas yang melakukan pelatihan hidroponik dan mendukung studi budaya mereka. dan Gorontalo, yang menjalankan program daur ulang plastik, dan dengan kecamatan Wae Kelambu, program pengelolaan sampah. Ada juga program pelestarian budaya Manggarai di sekitar desa adat, seperti desa adat Kaper.
"Ke depan juga perlu melibatkan masyarakat sekitar untuk kebutuhan tenaga kerja. Tentunya kami juga akan bekerja sama dengan masyarakat pedesaan untuk menciptakan produk-produk kreatif untuk dimasukkan dalam wilayah agensi. Ini akan berkelanjutan, semakin maju daerah instansi maka masyarakat sekitar akan semakin berkembang," kata Shana.
Ia mengungkapkan, pengembangan pariwisata di Labuan Bajo membutuhkan kehati-hatian agar tidak mengubah bentang alam, yang dapat mempengaruhi lingkungan sosial budaya masyarakat sekitar. Pengembangan daya tarik wisata baik alam, budaya maupun buatan mutlak diperlukan untuk menangkap peluang Labuan Bajo sebagai destinasi wisata unggulan dan meningkatkan lama tinggal wisatawan.
"Ketersediaan jasa dengan entitas lokal dan perpaduan dengan alam akan meningkatkan daya tarik wisata karena merepresentasikan sesuatu yang unik. Kuncinya adalah harmonisasi alam dan sosial budaya masyarakat, sehingga peran serta masyarakat adalah lingkungan. mutlak diperlukan untuk pengembangan divisi Otorita," kata Shana Fatina
Keyword:
labuan-bajo, labuan-bajo-nusa-tenggara-timur, budaya, pariwisata